Wednesday, April 3, 2013



Tips Apabila Anda Mabuk Perjalanan

untuk mengatasi “mabuk kendaraan”, Yang bisa kamu lakukan adalah :

# Selama di dalam kendaraan (bis, mobil, atau kapal laut) cobalah sebisa mungkin melihat keluar jendela, amati bagaimana jalan, pepohonan, tiang listrik, semuanya melaju, menandakan kamu memang sedang “bergerak” sehingga informsai dari organ telinga kamu akan sama dengan informasi dari mata kamu.

# Jangan biarkan perut kamu kosong pada saat bepergian, karena akan mempercepat kamu menjadi mual (apalagi dalam jangak waktu lama), tapi jangan pula terlalu kenyang, guncangan dalam berkendaraan justru akan memancing isi perut kamu yang penuh itu untuk keluar.

# Minum obat anti mual sebenarnya hanya membuat kamu tertidur (kamu boleh memilih untuk tidur sepanjang perjalanan, atau menikmati perjalanan kamu)

# Duduklah di depan , samping supir, atau jika kamu naik kapal laut, berjalan-jalan lah ke geladak kapal supaya kamu bisa melihat- kapal kamu sedang melaju

# Gunakan gelang anti mabuk disebut juga sea-sickness band, yang berupa gelang untuk menekan sebuah "titik" pada pergelangan tangan kamu yang dipercaya bisa mengurangi mual.

        Oh ya semakin sering kamu melakukan perjalanan, biasanya tubuh kamu akan “terbiasa”, dan biasanya mabuk kendaraan kamu akan berkurang. Jangan salah, para astronot yang berada di pesawat luar angkasa pun masih kerap merasakan mabuk perjalanan ini.

        Tapi bagi kamu yang memang “doyan” mabuk kendaraan, sebaiknya bekali diri kamu dengan kantong plastik deh, supaya muntah kamu tidak berceceran kan ?



Lambang K3 dan penjelasannya telah diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga kerja Republik Indonesia No: KEP. 1135/MEN/1987 tentang bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
a. Bentuk dan Ukuran Bendera K3
Ukuran bendera k3
Sumber gambar : dari Kep.1135/MEN/1987
b. Ketentuan Bendera K3

Ketentuan tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah sebagai berikut:
1. Bentuk : palang dilingkari roda bergerigi sebelas berwarna hijau.
Letak : Titik pusat 390 mm dari pinggir atas.
Ukuran: roda bergigi :           R1: 300 mm,
R2: 235 mm,
R3: 160 mm.
Tebal ujung gigi                           : 55 mm.
Tebal pangkal gigi                       : 85 mm.
Jarak gigi                                       : 32 73′
Palang Hijau                                 : 270 x 270 mm
Tebal: 90 mm
2. Logo : Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berwarna hijau dengan ukuran sebagai berikut:
  • tinggi huruf                                                                                      =45 mm
  • tebal huruf                                                                                       = 6 mm
  • panjang kata-kata “Utamakan”                                                  = 360 mm
  • panjang kata-kata “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”      = 990 mm
  • jarak antara baris atas dan bawah                                            = 72 mm
  • jarak baris bawah dengan pinggir bawah bendera                = 75 mm
3. Arti dan Makna Lambang Pada Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Bentuk lambang                   : palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas dasar putih
b. Arti dan makna lambang   :
  • Palang      : Bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja
  • Roda gigi : Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
  • warna putih: bersih, suci.
  • warna hijau: selamat, sehat dan sejahtera.
  • sebelas gerigi roda: 11 bab dalam undang-undang Keselamatan kerja
Sekarang kita telah mengetahui dengan jelas lambang K3 dan penjelasan maksud dari lambang tersebut. Semoga Anda lebih memahami makna dari lambang K3 itu sendiri dan menerapkannya dalam lingkungan kerja dan bahkan di kehidupan kita sehari-hari.


BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA
       Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja, kematian 2.2 juta dan kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD. Sedangkan di Indonesia menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun, dimana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. (DK3N, 2007).

Melihat angka-angka tersebut tentu saja bukan suatu hal yang membanggakan, akan tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu bagi dunia usaha dan kita semua untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikannya. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam pemahaman yang umum, K3 adalah segala upaya untuk mengendalikan risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sasaran utama dari K3 ditujukan terhadap pekerja, dengan melakukan segala daya upaya berupa pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar terhindar dari risiko buruk di dalam melakukan pekerjaan. Dengan memberikan perlindungan K3 dalam melakukan pekerjaannya, diharapkan pekerja dapat bekerja dengan aman, sehat dan produktif. Secara filosofis, K3 merupakan upaya dan pemikiran guna menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani ataupun rohaniah manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya serta hasil karya dan budaya manusia.

Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui peraturan yang jelas dan sanki yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan di tingkat internasionalpun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.

Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga kerja dapat berkurang.
Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat mendorong semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah satu budaya industrial.

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia dan segala kerugian akibat kecelakaan.

K3 sangat penting untuk mewujudkan kualitas hidup dan kemajuan masyarakat sesuai dengan tujuan hidup setiap insan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup jasmaniah dan rohaniah. K3 yang berjalan baik dapat mendorong dan memacu peningkatan produksi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing. Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud.

Prinsip Penerapan

Langkah dalam pendekatan modern mengenai pengelolaan K3 dimulai dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian dari manajemen perusahaan. Hal ini mulai disadari karena dari data kecelakaan kerja yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Konsep Gunung Es menunjukkan risiko kerugian yang terjadi dari kecelakaan kerja adalah sebesar 1 : 5-50 : 1-3 dengan pengertian bahwa dari setiap kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan akan menimbulkan kerugian secara perbandingan bagi perusahaan sebesar Rp. 1,- untuk biaya langsung yang timbul dari kecelakaan kerja, Rp. 5,- hingga Rp. 50,- biaya kerusakan properti dan tidak dapat diasuransikan oleh perusahaan serta Rp.1,- hingga Rp.3,- untuk biaya-biaya lain yang tidak dapat diasuransikan.

Dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh perusahaan, mulai diterapkan manajemen risiko, sebagai inti dan cikal bakal SMK3. Penerapan ini sudah mulai menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan kerja yang akan terjadi. Manajemen risiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan prioritas terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan risiko. Di tahap pengontrolan risiko, peran manajemen sangat penting karena pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini.

Semua konsep-konsep utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari perusahaan untuk mengelola K3 menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pengelolaan ini memiliki pola "Total Loss Control" yaitu sebuah kebijakan untuk menghindarkan kerugian bagi perusahaan-property, personil di perusahaan dan lingkungan melalui penerapan sistem manajemen K3 yang mengintegrasikan sumber daya manusia, material, peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan dengan pola penerapan prinsip manajemen yaitu Planning, Do, Check and Improvement (PDCI).

Strategi Penerapan

Setiap dunia usaha sewajarnya memiliki strategi yang dapat memperkecil bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan dan penyakit akibat kerja sesuai kondisi tempat kerjanya. Strategi yang perlu diterapkan meliputi :

Manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja.
Misalnya, dengan pertimbangan finansial, kesadaran karyawan tentang K3, tanggung jawab perusahaan dan karyawan, maka bisa ditentukan tingkat perlindungan K3 secara minimum atau maksimum.

Manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang K3 bersifat formal ataukah informal.
Secara formal dimaksudkan bahwa setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan dan dikontrol sesuai dengan aturan sementara secara informal dinyatakan tidak tertulis atau konvensi serta dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatan.
Manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang K3 karyawan.
Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus menerus prosedur dan rencana sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara arti reaktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah K3 setelah suatu kejadian timbul.

Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat penerapan K3 yang optimal sebagai faktor promosi perusahaan kekhalayak luas.
Artinya perusahaan/organisasi sangat peduli dengan K3.

Salah satu kebijakan K3 Nasional 2007-2010 adalah pemberdayaan pengusaha, tenaga kerja dan pemerintah agar mampu menerapkan dan meningkatan budaya K3, diantara programnya berupa pelaksanaan K3 di sektor pemerintahan dengan target 50 % departemen melaksanakan K3 pada tahun 2010.
Sebagai salah satu institusi yang membidangi pembinaan K3, siapkah kita melaksanakan program tersebut dan menjadi pelopor dalam penerapan K3 di tempat kerja ?!


Jadwal Training Bosiet, Huet, Sea Survival, Basic Fire fighting & Basic First Aid di 

Balikpapan :

A. Bulan April 2013

1. BOSIET                     Tanggal 2-3, 4-5, 9-10, 11-12, 16-17, 18-19, 23-24, 25-26 April 2013

2. Huet & Sea Survival    Tanggal 3, 5, 10, 12, 17, 19, 24, 26 April 2013

3. Basic fire fighting & Basic first Aid   Tanggal  2, 4, 9, 11, 16, 18, 23, 25, 30 April 2013

A. Bulan Mei 2013

1. BOSIET                     Tanggal 1-2, 7- 8, 14-15, 16-17, 21-22, 23-24, 28-29, 30-31 Mei 2013

2. Huet & Sea Survival    Tanggal 1, 3, 8, 10, 15, 17, 22, 24 Mei 2013

3. Basic fire fighting & Basic first Aid   Tanggal  7, 14, 16, 21, 23, 28, 30 Mei 2013


Training Pasti berjalan berdasarkan jenis training & tanggal yang tertera diatas

training di laksanakan di :

PT. Global Nusantara Technical Services

Alamat : Vilabeta residence - JL. Marsma R Iswahyudi Gunung Bakaran - Balikpapan - 76113

Contact person :

Wahyudi  ( 081253201469 / 0542-5603509 )


 " Worldwide safety specialist "

Tuesday, April 2, 2013

JUAL E-BOOK MATERI SAFETY TRAINING 

List Materi-materi safety training :

1. Bosiet                                                      16. Defensive Driving 4X4
2. Huet                                                        17. Aerodinamic Helicoter
3. Sea Survival                                            18. Behaviour Based safety
4. Basic fire fighting                                     19. Safety Grinding
5. Basic first aid                                           20. Forklift
6. Advanced Fire Fighting                            21. Manual Handling
7. Advanced First Aid                                 22. Working At Height
8. Rigging & Slinging                                   23.  Materi AK3 Umum
9. Scaffolding                                              24.  5 S
10. H2S                                                      25. Analytic Hierarchy Process
11. Confined space                                      26. Internal Audit
12. Work Permit                                         27. CPOB, HACCP & GMP ( Analisa keamanan pangan )
13. Helicopter Lifting                                   28. IS0 9001
14. Breathing Apparatus                              29. ISO 14001 Managemen Lingkungan
15. Defensive Driving                                  30. ISO 14001_2004 Audit Internal


Bonus :

1. ISO 15489
2. ISO 17025 Manajemen labolatorium
3. ISO 22000 Manajemen Pangan
4. ISo TS 16949 Manajemen Otomotif
5. Manajemen Perkantoran
6. Six Sigma
7. Dasar K3
8. SMK 3
9. Poster Safety
10. STOP to Safety
11. Materi Safety Talk
12. Materi tool box safety

dan masih banyak lagi.....semua nya lebih dari 100 materi

Harga Promo : Rp. 1.000.000,- ( include ongkos kirim ke seluruh Indonesia )

Call /SMS : 081253201469